H A M P A

Perkenalkan, namaku sunyi yang paling nyaring
Aku tak beralamat pada tanah
Pula tak melayang di udara
Aku hanya selongsong kosong yang ditinggal mesiu
Letusannya meninggalkan rintih-rintih pilu

Jiwaku selalu jadi tawanan hampa
Ia yang rupawan dan merambat lambat
tak mau berkesudahan
meski langit tak lagi menurunkan hujan

Sapa yang pernah terajut, sudah lenyap ditelan waktu
Tangan yang pernah tenggenggam sudah bertolak ke rumah nun jauh disana

Si sakit ini sendiri memikul hampa
Bisingnya membentuk sesak
Meski kukira heningnya akan mati oleh puisi yang tak pernah mengeja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam Panjang

Mati Enggan, Hidup Pun Susah

Doa Paling Ikhlas