Minggu Pagi Pukul Sepuluh
Dari mana saja melihatnya
Tak ada yang larang
kecuali mata-mata cemburu yang menatap tajam itu
Aku takut lepas dan hilang
Dari pagi hingga petang
Dari punggung hingga lenyap
Sinar mentari terhenti barang hitungan detik
ia begitu takut melihat sabarmu direnggut malam
ia begitu takut melihat sabarmu direnggut malam
Minggu pagi pukul sepuluh
Air mata berbisik lembut
mulai menyadari bebalnya hati yang dicinta
Atau mungkin itu bukan hati
Tapi sebuah khianat yang menjelma berpura-pura
Hebat bukan main
Kau bersembunyi dibalik bahagia dan sabar
Raga dan jiwamu sudah hilang akalnya
Pura-pura memuja pada syukur di pernikahan
Dari mana saja melihatnya
Kini aku melarang
kecuali tangan-tangan sabar yang tak henti berdzikir
Aku sudah lepas dan hilang
Komentar
Posting Komentar