Dua

Dibalik tudung saji yang kau siapkan dini hari
Ada amarah yang meluap pada suapan pertama
Air mata tak akan jatuh
ia terlalu kuat untuk menjadi tetesan air

Aku tahu nama yang kau sembunyikan
Dibalik fajar yang baru lahir
Kakimu selalu berdusta
Melangkah saja pada apa-apa yang kalut
Meninggalkan meja makan yang bersusah hati

Mau kemana gerangan tergesa-gesa?
menjemput gerimis yang bebal dan genit
Sedang aku gundah di atas meja makan
menerka-nerka gerimis menjadi badai

Wahai engkau bermahkota cinta
pulanglah pada rumah sesungguhnya
Jangan menjadi dua untuk esa yang hilang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam Panjang

Mati Enggan, Hidup Pun Susah

Doa Paling Ikhlas