Hari Rayamu

Akhir yang selalu ingin menjadi awal
sebuah kelana
Terhenti melihatmu lahir kembali
Dari puisi-puisi yang kau pelihara
kembali menjadi tumpuan sembuhkan luka
Kau penulis abadi disini

Ku dengar suaramu lagi
Menyerukan wejangan yang ku rindu
Meski tetap maya
Kau selalu nyata

Ku dengar lagi deru ombakmu ditengah lautan
Tetap saja gemuruhmu tak pernah bisa ku gapai
Apakah selembut nyanyianmu?
Atau seindah puisimu?

Wahai bujang nan aksa
puisimu berbinar melahirkan lakumu
cantik nan indah memberi warna abu-abuku

Wahai bujang sang kelana
Sejauh apapun langkahmu
aku ingin kita sedekat bait-bait ini

Sampai bait terakhir
Ku kenang kau lahir kembali
Akan ku ingat hari ini; hari rayamu
Sampai bertemu di kandung kidungku
Kelak ku bacakan sepenggal puisi
yang terkagum-kagum padamu

Komentar

  1. Sekuat apapun pertanyaan adil sudah tak berhak..
    Tak mngkin orang yg kita pilih tetap bertahan bila restu tak berpihak..
    Ada langkah yang telah usai..
    "?" yang tak selesai..

    Ada doa yang tak kutulis tapi tetap kuucap..
    Harap ku kau tak lagi menangis karena bukan aku lagi yang mengusap..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam Panjang

Mati Enggan, Hidup Pun Susah

Doa Paling Ikhlas